Selasa, 30 Oktober 2012

Cerpen : Cewek Planet itu - Part I

Posted by Nurul Ilmah

Cewek Planet itu...
Satu perubahan mengubah semuanya...

Buuuk…
Buku yang sedang dibawa oleh Nina terjatuh ke lantai,membuat Semua mata yang ada di Ruang Perpustakaan langsung tertuju Kepadanya. Nina membungkuk seraya mengambil Buku-Bukunya.
Aku yang Tanpa sengaja menabrak Nina,langsung ikut mengambil buku-buku itu.
“sory ya,Nin,Aku gak sengaja” kataku seraya memberi Sebuah Buku pada Nina
“g…ga..gak pa..pa…k..kok” Kata Nina gugup lalu segera berlalu dariku
Aku memandang Nina yang berjalan tergesa-gesa di antara Siswa yang sedang ngumpul di koridor. Nina adalah siswa baru yang telah diCap sebagai Siswa terculun di sekolah,karena penampilannya yang sangat Berbeda dari Siswa lain. Kacamata tebal,Kawat gigi,dan rambut yang di kuncir membuat penampilannya menyerupai salah satu tokoh Telenovela Yang sangat cupu. Ditambah Lagi dia tidak mempunyai teman Sejak pertama kali masuk,semua siswa tidak ingin mengajaknya Ngobrol,,sebab Nina selalu diam Jika di tanyai. Dan hal itu juga telah membuatnya di beri gelar ‘Cewek Planet’.
Sebenarnya,Aku sangat ingin menjadi teman Nina,bukan Karena Aku kasihan padanya,tapi ada sisi kebaikan Pada Nina yang terlihat jelas dimataku. Tapi, setiap kali Aku ingin mengajaknya ngobrol, pasti selalu saja ada Vina CS yang selalu manghalangiku. Jadinya keinginanku itu selalu tidak tersampaikan. Ditambah lagi dengan Bian, Cowok yang sudah mengisi hatiku sejak 3 bulan lalu. Bian melarangku habis-habisan agar tidak bergaul dengan Nina, huh..menyebalkan memang, tapi mau gimana lagi, mereka semua adalah teman terbaik yang pernah aku miliki.
“kamu nggak pa-pa,Rin??” tanya Bian membuyarkan lamunanku sambil terus menatap punggung Nina yang telah menjauh
“enggak kok” jawabku tersenyum simpul
“ya sudah, kita masuk ke kelas yuk” ajak Bian, aku mengangguk setuju, dan kamipun segera melangkah masuk kedalam kelas yang sudah ramai.
* * *
Selama Pak Budi menjelaskan di hadapan seluruh siswa kelas 2 IPA 2, Vina juga sibuk menjelaskan di sampingku. Itulah kebiasannya, hingga nilai Matematikanya selalu jebol. Vina terus bercerita tentang Sinetron yang tadi malam di tontonnya, membuatku ilfeel padanya. Gimana tidak, dia telah mengganggu konsentrasiku.
“terus rin, mereka tuh hampir saja ketemu, eh...malah si ceweknya langsung belok, ugh nyabelin!!” kata vina mengakhiri ceritanya dengan nada berbisik
Aku hanya mengangguk lemah. Kualihkan pandanganku ke arah Nina duduk. Dapat kulihat dia sedang memperhatikan dengan penuh konsentrasi ke arah Pak Budi. Tapi tunggu, dia bukan melihat Pak Budi, tapi melihat ke arah Bian. Hatiku langsung jadi panas. Apa Nina suka sama Bian?? Memang nggak bisa disangkal lagi kalo semua cewek suka sama Bian. Bagiku dan semua cewek lain Bian adalah cowok impian semua cewek di dunia. Bian cakep,iya, Bian Keren,Iya, Bian serba kecukupan alias Tajir,iya, ramah,iya, dan semuanya sempurna dimata cewek –cewek. Dan beruntunglah cewek yang mendapatkan Hati Bian, Yaitu Aku, hehehehe.
Aku terus menatap Nina, kini Nina sedang menulis di bukunya, entah apa yang di tulisnya. Yang jelas, dia menulis dengan senyum merekah di bibir mungilnya.
Kring.....
Akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Vina de ka ka yaitu Reni dan Nita mengajakku menuju ke kantin. Tapi aku langsung menolaknya.
“emang kamu mau kemana??” tanya Vina cemberut
“iya, setiap kami ngajak kamu ke kantin pasti kamu nolak” tambah Nita
“em..sory, aku mau ke perpus, yah...cari referensi buat laporan Biologiku,hehehe” aku tersenyum kecil berharap mereka tidak ngambek
“okelah, kalo gitu, kita - kita pada duluan yah” kata vina akhirnya lalu berjalan meninggalkanku sendirian di daun pintu.
Aku menghela nafas panjang.
“mau ke perpus ya,Rin??” tanya Bian mengagetkanku dari belakang, jelas aku jadi kaget. Ini adalah kebiasaan Rese Bian.
Aku berbalik, memukul bahunya pelan, membuat Bian tertawa dengan sikapku, “kalo aku jantungan gimana, resek”
“biarin, kalo kamu jantungan kan bisa masuk ke rumah sakit tuh, dan aku pasti bakal jagain kamu sampai sembuh” Kata Bian tersenyum manis membuat semua kemarahanku padanya langsung hilang.
“gombal tukang Ojek!!! Sudah ah, mau nemenin gak??” kataku mengejeknya
“tentu, My Princess....” Bian meraih tanganku lalu membawaku berlari menembus anak-anak yang lagi asyik-asyiknya ngumpul bareng di koridor. Dan disana, di sudut kelas, sepasang mata sendu terus memperhatikan kami sedari tadi, walau aku tadi sempat memperhatikannya, tapi aku tidak tau siapa pemilik mata sendu itu.
* * *
Siang itu, Matahari terasa berada lima centi dariku, membuatku dan semua Siswa SMA Tunas Bangsa  terus mengibaskan entah itu apa ke arah leher agar panas segera lenyap dari sana, tapi semakin di kipas, panas semakin menyergap kami. Tapi itu tidak berlaku bagi Bian, disana di tengah lapangan, ia tengah beradu dengan bola basket. Bian adalah ketua ekskul basket. Dan yang paling kusukai darinya adalah semangatnya yang tak pernah habis, seperti saat ini, Bian masih tetap bersemangat memasukkan bola ke dalam ring tanpa mempedulikan panas yang terasa membakar kulit.
“Bian itu hebat yah...” lirih seseorang di sampingku
Aku berbalik memandang ke arah sumber suara itu, Nina!!! Nina menatap kagum ke arah Bian yang siap menembakkan bola kedalam ring.
“Bian emang hebat, kalo nggak hebat bukan Bian namanya” kataku tersenyum kecil
“Bian seperti pangeran yang berkuda putih yang akan membawaku pergi” tambah Nina membuatku kaget dengan apa yang dikatakannya itu
“kamu suka sama Bian??” tanyaku membuat Nina langsung menatapku ketakutan
“a..aku..aku..aku....” kata Nina gagap
Aku tersenyum kecil, “tenang..aku nggak bakal marah kok sama kamu kalo kamu suka sama Bian, semua cewek di sekolah ini juga pasti bakal ngomong kayak kamu tentang Bian,”
“a..aku..aku...aku nggak suka sama Bian” Kata Nina dengan nada yang gemetar
Aku tersenyum kecil, “terserahlah, kamu mau suka sama Bian ato enggak, tapi Bian akan tetap jadi milikku”
“aku..aku...maafin aku, makasih buat penjelasannya, aku harus pulang, sampai jumpa” Nina langsung berjalan gontai meninggalkanku
Aku terus menatap punggungnya, ada rasa aneh yang menyergapku ketika dia menatapku,hm..ada apa yah?? Ah..segera kubuang jauh –jauh pikiran itu.
“ngapain kamu dengan si cewek planet itu??” tanya Bian menghampiriku dengan nafas tak beraturan
“Nina!!! Dia punya nama,Yan!!” kataku
“whatever-lah, kamu ngapain sama dia berusan??” tanya Bian lagi
“kami ya ngobrol, emang mau ngapain lagi”
“Erin, akukan sudah bilang beribu kali, kamu nggak boleh dekat-dekat sama cewek planet itu!!” kata Bian menatapku tajam dengan kedua mata beningnya
“emang kenapa kalo aku dekat sama dia?? Apa ada yang salah dari dia??!” kataku tak mau kalah
“nggak ada yang salah,Rin!! Hanya saja...” kata Bian terpotong menatap lurus ke arah lapangan
Aku menanti lanjutannya, tapi Bian malah terdiam
“sudahlah, ayo pulang, sudah sore” ajak Bian
Aku mengangguk iya. Bian lalu berjalan mendahuluiku. Dia terus diam, padahal biasanya, dia selalu berkicau di sampingku. Apa karena Nina??? Aku tidak tau.
* * *
Aku terus menatap foto aku dan Bian yang terpasang manis di sebuah bingkai berwarna Pink berpadu Putih dengan hiasan Bunga di setiap sudutnya. Bian, Cowok itu baru ku kenal tiga bulan yang lalu, saat dia menjadi siswa baru di SMA Tunas Bangsa. Aku tidak tau, apa yang dilihatnya dariku, hingga di hari kedua ia bersekolah, Bian langsung menyatakan perasannya.
“hm.....” aku tersenyum kecil mengingat saat-saat  indah itu. Tiba-tiba aku jadi teringat pada Nina. Aku jadi penasaran banget sama anak itu. Nina juga siswa baru.  Dia pindah sebulan yang lalu. Gayanya yang aneh itu sering jadi bahan olokan Vina CS. Kadang aku jadi kasihan padanya, tapi saat dia memuji Bian, aku sempat cemburu padanya. Aku nggak tau, sepertinya ada rahasia di balik dirinya itu.
“Baiklah!! Sudah kuputuskan, aku bakal membantu Nina!! Aku bakal membuatnya jadi putri di sekolah!! Pasti!!” kataku penuh semangat setelah sebuah Bohlam menyala terang di kepalaku.
* * *
“Apa?? Kamu mau bantu Nina berubah??!!!” kata Bian kaget setelah mendengar rencana brilianku
Aku mengangguk penuh semangat, “iya, gimana?? Ide yang briliankan??”
“brilian??? Itu malah ide tergila yang pernah aku dengar,Rin!!!”
“emang kenapa kalo aku membantu Nina?? Aku kasihan pada Nina,yan, dia nggak punya teman, dia sendirian” kataku memelas
“itu urusan Dia,Rin, bukan urusanmu, dia bisa mengurus dirinya sendiri”
“kamu kok malah ngomong gitu sih??? Kalo kamu yang ada di posisinya dia gimana?? Pasti bakal nggak enakkan, sendirian di tengah keramaian, kamu bisa ngomong enteng kayak gitu, karena kamu bukan Nina!!” jelasku sedikit emosi
Bian memegang kedua bahuku lalu menatap kedua mataku dalam-dalam
“Erin, aku melarangmu demi kebaikan kamu juga, aku takut terjadi apa-apa padamu, aku....” Bian menunduk
Aku terharu mendengarnya, Bian sayang banget padaku, tapi, membiarkan seseorang terperangkap dalam kesendirian adalah hal yang paling jahat yang pernah kulakukan.
“Bian....aku tau maksud kamu, tapi....” kataku terpotong oleh Bian
“terserahlah, kamu mau ngapain itu hak kamu, aku nggak bisa ngelarang-larang kamu” Bian kembali terdiam. Dapat kulihat sebuah ketakutan terpancar dari kedua bola mata beningnya.
“makasih....” aku mengecup kening Bian, lalu segera berjalan keluar dari kelas. Hm....langkahku kini tinggal satu, aku akan menyelidiki siapa Nina itu.
* * *
Sepulang sekolah, aku terus berjalan di belakang Nina. Aku dapat merasakan ketakutan Nina, karena dia berjalan gontai. Nina lalu berbelok ke ke sebuah blok perumahan. Aku baru tau, kalo ternyata Nina tinggal di kawasan elite. Aku dapat melihat dengan jelas Nina masuk kedalam sebuah rumah mewah di salah satu perumahan itu.
Kuambil catatan tanganku, di sana kutulis ‘Nina anak orang kaya, jadi ada jalan buat mengubahnya....’. Aku tersenyum kecil melihat tulisanku itu, lalu segera bersiap untuk melanjutkan intaianku.
“Hai!!!” seseorang memegang bahuku membuatku hampir jatuh pingsan
Aku berbalik memandangi si empunya tangan itu, Nina!!!
“huh..aku kirain sapa,” kataku lega
“kamu ngapain disini??” tanya Nina langsung tepat sasaran
“em..aku..aku..em..lagi jalan-jalan kok,” aku tersenyum simpul
“jalan-jalan atau lagi ngikutin aku??” mata Nina menggeliat seperti sangat curiga padaku
“hah?? Enggak kok, aku nggak ngikutin kamu, aku Cuma kebetulan aja ada di belakang kamu,”
“oh..sudahlah, kamu mau mampir ke rumahku??”
Aku mengangguk iya, ini adalah jalan mulus untuk melaksanakan misi pentingku.
* * *
Aku heran pada Nina. Dia punya segalanya. Rumah Mewah, perlengkapan dandan yang super lengkap banget, koleksi baju yang buanyak banget, dan semuanya super duper lengkap. Tapi, mengapa gayanya seperti ini?? Apa dia sengaja karena dia rendah diri atau ada hal lain??
“mau minum apa,rin?” tanya Nina tersenyum manis
“em..terserah, yang jelas jangan air kobokan yah,”
“bisa aja, tunggu sebentar yah,” kata Nina lalu menghilang dibalik pintu dan muncul beberapa menit kemudian dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman.
“diminum,rin,” Nina mempersilahkan
Aku mengangguk, “em..nin, aku boleh nanya sesuatu gak??” tanyaku hati-hati
“boleh, emang nanya apaan??” Nina menatapku membuatku jadi sedikit gugup
“em..tapi kamu jangan tersinggung atau gimana yah,”
Nina mengangguk
“em..gini, kamu kan orang yang serba ada, mau ini itu pasti dikabulin, punya segala kebutuhan yang super lengkap, tapi, kamu kok..” aku menggigit bibir bawahku karena gugup
“aku kayak gini?? Seperti cewek planet yang dibilang oleh semua orang di sekolah??” Nina melanjutkan ucapanku yang memang tepat sasaran itu.
“a..aku..aku gak nganggep kamu kayak gitu kok, aku melihat kamu itu sama dengan anak yang laen,”
Nina tersenyum kecil, “mau tau kenapa,rin?? Aku gini karena sesorang yang sangat aku sayangin,”
Aku melongo. Heran. “maksudnya?? Orang itu nyuruh kamu untuk berpenampilan kayak gini??”
Nina menatap keluar jendela. Aku dapat menangkap raut wajahnya itu. Tanda seorang yang tengah mengenang masa lalunya. “tidak juga, ini kulakukan atas kemauanku sendiri, bukan karena dia,”
Aku masih bingung. Ah,,biarlah semuanya menjadi rahasia nina, yang jelas aku hanya ingin membantunya untuk diterima di lingkungan sekolah. Harus!!
“Nina, em..aku bisa merubah sedikit penampilanmu itu??” tanyaku hati-hati

0 comments:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentar yah...and Thank you ^__^

 

Story Of Me Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei